18 September 2015

Apakah bersyukur cukup dengan mengucap Alhamdulillah?

Mensyukuri segala sesuatu yang telah di anugrahkan oleh Tuhan kepada kita adalah sebuah keharusan, karena setiap orang secara sadar atau tidak sadar pada dasarnya telah di berikan anugrah dan kebanyakan dari mereka telah merasakannya.

Image by: snareoflight.blogspot.co.id

Seseorang kadang menganggap bahwa bersyukur itu hanya sekedar menerima anugrah yang Tuhan beri dengan perasaan sukacita, lalu mengucapkan rasa syukur tersebut dengan kalimat syukur "Alhamdulillah" tapi pernahkah kamu berfikir, apakah itu cukup? Mengingat anugrah yang Tuhan beri hampir setiap hitungan detik kita selalu dapatkan. Contoh anugrah Tuhan yang kita rasakan hampir setiap hitungan detik adalah: nafas, kedipan mata, pendengaran, pengelihatan dan masih banyak lagi, meliputi hal lain seperti kesehatan diri sendiri, kesehatan kedua orang tua, kesehatan keluarga, kebutuhan hidup yang terpenuhi dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jadi coba sedikit kita renungkan sejenak, apakah semua yang telah di berikan Tuhan dan di anugrahkan kepada kita, semuanya cukup hanya dengan kita bersyukur dengan cara itu?

Beberapa hal yang terlihat sepele kadang akan sangat rumit di pecahkan. Seperti ibadah dan do'a.
Penjabarannya sangat luas, kadang seseorang merasa dirinya sudah menjadi orang yang baik karena dia taat beribadah. Tapi apakah sudah 100% yakin bahwa ibadahnya telah di terima oleh Tuhan? Belum tentu, manusia tidak akan bisa menjawab ibadah seseorang telah di terima oleh Tuhan apa belum karena yang menerima ibadah tersebut adalah Tuhan itu sendiri, bukan manusianya.

Sebagaimana contoh yang terjadi dalam sholat, pada bacaan awal ketika kita sholat (terletak pada do'a iftitah) terdapat kalimat yang artinya "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam". Setiap kita melakukan ibadah sholat, kita pasti mengucapkan kalimat tersebut bukan? Dalam bacaan tersebut kita seolah mengikrarkan janji kepada Allah bahwa sesungguhnya apa yang terjadi, apa yang akan terjadi, apa yang telah kita miliki dan apa yang akan kita miliki semuanya hanyalah karena Allah. Tapi apa yang kita lakukan malah jauh berbeda dari apa yang kita ucapkan dalam setiap sholat tersebut. Sekarang coba sedikit kita renungkan pemikiran sederhana "Seandainya harta yang kamu miliki di minta oleh seseorang apa kamu akan memperbolehkannya? Seandainya kamu memperbolehkan apakah kamu mengikhlaskannya?" jawabannya mungkin tidak, karena hal tersebut sulit di lakukan. Kamu telah bekerja dengan sangat keras, bersusah payah demi mendapatkan harta yang kamu miliki saat ini tiba-tiba orang lain memintanya dengan sangat mudah, pasti kamu tidak akan memberikannya kan? Tapi coba kembalikan kepada dasarnya, dalam setiap sholat ketika membaca do'a seperti di atas, bukankah itu berarti kita mengikrarkan janji yang sebenarnya hampir tidak selalu bisa kita tepati? Ketika melakukan ibadah sholat katanya segala sesuatunya karena Allah, tapi kadang harta yang kita miliki di tarik sedikit sama Allah (seperti waktu terjadi bencana atau saat harta hilang) itu saja kecewanya menggunung, kesalnya memuncak, amarahnya berapi-api.

Lalu bagaimana tentang cara bersyukur yang baik? Adakah hubungannya dengan ibadah yang kita lakukan?

Seseorang kadang sangat sulit memahami tentang nilai yang terkandung dalam ibadah itu sendiri, mereka sebagian berkata "Ibadah itu hukumnya wajib" ya memang wajib, tapi nilai ibadahnya di mana jika seperti itu? Dia menekankan dirinya sendiri beribadah secara wajib, tapi hal tersebut seolah dia memaksakan bukannya melakukan dengan ikhlas.

Sekarang coba ingat apa yang telah Tuhan anugrahkan untuk kita?
Lalu berfikirlah untuk sedikit berterima kasih kepada Tuhan dengan sedikit cara yang berbeda, pandang sebuah ibadah bukan karena kamu memaksakan hal tersebut kepada dirimu, tapi pandang itu sebagai salah satu bentuk rasa syukur.

Pemikiranku: Cara bersukur yang paling baik adalah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Menemukan nilai-nilai ibadah dan menjadi pribadi yang lebih baik karena belajar dari sebuah peribadahan tersebut. Menerima setiap anugrah dengan kelapangan dan kegembiraan hati, lalu menghiasi setiap kegembiraan tersebut dengan melantunkan kalimat syukur "Alhamdulillah" dalam lisan.

Mudah-mudahan kita bisa lebih memahami tentang arti rasa syukur dan batas minimal rasa syukur pantas yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari karena apa yang Tuhan beri.

Terinsfirasi dari seorang teman yang bertanya "Apakah bersyukur cukup dengan mengucap Alhamdulillah?"